METODE POLYA
Menurut
Rahardjo dkk. dalam (Imroatun
et al., 2020) soal matematika tidak sama dengan masalah
matematika. Jika ada sebuah soal itu bukan berarti masalah matematika. Jika suatu soal matematika tidak dapat
diselesaikan secara langsung dengan rumus-rumus yang tersedia, soal tersebut
dianggap sebagai masalah matematika. Masalah matematika biasanya diberikan
dalam bentuk soal cerita, baik tertulis atau lisan. Soal-soal yang hanya
melibatkan bilangan-bilangan atau hanya berkaitan dengan perhitungan angka
lebih mudah diselesaikan oleh siswa ketika diberikan dalam bentuk soal cerita.
Sebelum menggunakan strategi penyelesaian yang tepat untuk menyelesaikan soal
cerita, siswa diminta untuk memahami apa yang telah mereka ketahui dan apa yang
ditanya sebelum mengubahnya ke dalam model matematika. Siswa sering menghadapi masalah
kebahasaan dan model matematika yang berkaitan dengan masalah. Selain itu,
tidak semua siswa dapat memilih metode penyelesaian masalah yang tepat.
Langkah-langkah
pemecahannya diperlukan untuk menyelesaikan masalah cerita. Dalam matematika,
ada beberapa langkah pemecahan masalah. Polya (2004) dalam (Nadhifa et al., 2019), menjelaskan bahwa solusi soal
pemecahan masalah terdiri dari empat langkah penyelesaian: memahami masalah (Understanding the problem), membuat rencana pemecahan masalah
(Devising a plan), melaksanakan rencana (Carrying out the plan), dan memeriksa kembali setiap
langkah yang telah dilakukan (looking
back). Langkah
Polya memberikan kerangka kerja yang teratur. Langkah pertama adalah memperoleh
pemahaman tentang masalah. Siswa tidak mungkin menyelesaikan masalah dengan
benar jika mereka tidak memahaminya. Setelah mereka memahami masalah dengan
benar, mereka harus mampu membuat rencana pemecahan masalah. Pengalaman dan
pengetahuan siswa dalam memecahkan masalah sangat berpengaruh pada kemampuan
mereka untuk melakukan langkah kedua ini. Setelah rencana penyelesaian masalah
dibuat, baik secara tertulis maupun tidak, penyelesaian masalah dilakukan
sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat. Menurut Polya, langkah
terakhir dalam proses pemecahan masalah adalah memeriksa apa yang telah
dilakukan dari langkah pertama hingga langkah terakhir.
BANGUN RUANG
SISI DATAR
Bangun
ruang sisi datar adalah bangun ruang dengan sisi datar. Dibandingkan dengan bola, tembok gedung
memiliki bentuk sisi datar, sedangkan bola memiliki bentuk sisi lengkung. Salah
satu sisi bangun ruang tidak boleh berbentuk lengkung. Tidak peduli seberapa
banyak sisinya, bangun ruang itu tetap sisinya datar.
Ada beberapa macam-macam bangun ruang sisi datar yaitu sebagai
berikut.
a)
Kubus
Kubus adalah bangun ruang sisi datar yang terdiri dari 6 persegi atau bujur sangkar dan memiliki 12 sisi, 6 sisi, dan 8 titik . Banyak orang menganggap kubus sebagai bidang enam beraturan
Gambar 1. Kubus
Kubus ABCD.EFGH
di atas dibatasi dengan bidang ABCD, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE, dan EFGH. Daerah
tersebut dinamakan sisi kubus ABCD.EFGH. Selanjutnya, AB, BC, CD, AD, EF, FG,
GH, EH, AE, BF, CG, dan DH dinamakan rusuk-rusuk kubus
Rumus Kubus:
Volume = s x s x
s = s3 (s: sisi
kubus)
Luas Permukaan = 6 s x s = 6s2 (s: sisi kubus)
b)
Balok
Balok adalah bentuk ruang dengan empat
segi yang berpasangan dan sebanyak tiga yang disebut dengan sisi menghadap, yang membedakannya dengan kubus
yaitu jika semua sisi kubus berbentuk persegi atau bujur sangkar yang besarnya sama, tetapi tidak
semua sisi balok berbentuk persegi atau bujur sangkar, balok biasanya berbentuk persegi
panjang dengan sisi yang menghadap berukuran sama.
Gambar 2. Balok
Bagian-bagian dari balok ini sama dengan bagian-bagian kubus. Bangun balok terbangun
dari sudut, sisi, diagonal bidang, ruang, dan bidang diagonal.
Rumus Balok
Volume = panjang x lebar x
tinggi = p x l x t
Luas Permukaan =
2 (p.l + p.t + l.t)
Keterangan: p: panjang
l: lebar
t: tinggi
c)
Limas
Limas adalah bangun ruang dengan
alas segitiga, segiempat, segilima, atau segi banyak dengan bidang sisi tegak
yang berpotongan di puncak. Limas memiliki berbagai bentuk. Namanya sesuai
dengan bentuk alas limas.
Gambar 3. Limas
Segiempat
Bangun limas mempunyai sisi tegak, sisi alas, rusuk, tinggi dan titik puncak.
Jumlah sisi tegak sama dengan jumlah sisi alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga maka jumlah sisi tegaknya
adalah 3, begitu seterusnya.
Rumus Limas
Volume Limas =
Luas Permukaan =
Jumlah L. Alas + Jumlah L. sisi tegak
d) Prisma
Prisma adalah bangun ruang sisi
datar yang terdiri dari sisi atas dan sisi atas yang sama dan kongruen, sudut,
dan sisi tegak. Tinggi prisma adalah jarak antara sisi alas dan sisi atas yang sejajar dan
kongruen.
Gambar 4.
Prisma Segitiga
Rumus Prisma
Volume = Luas alas x Tinggi
Luas permukaan =
(2 x Luas Alas) + (Keliling alas x tinggi)
2.3.
CONTOH SOAL
Pak
Budi adalah seorang peternak ikan di
Pangkalpinang. Ia ingin membuat kolam untuk budidaya ikan nila berbentuk balok di belakang
rumahnya. Kolam tersebut memiliki panjang 9 meter, lebar 7 meter, dan tinggi 1 meter. Jika kolam tersebut diisi air sampai penuh, berapa
volume air yang terisi dalam kolam tersebut?
Penyelesaian
1. Memahami
masalah (Understanding the problem)
Pada langkah
ini, kegiatan pemecahan masalah diarahkan untuk membantu siswa menetapkan apa yang diketahui pada
permasalahan dan apa yang ditanyakan. Ada beberapa pertanyaan yang dapat
membantu siswa dalam mengidentifikasi unsur yang diketahui dan yang ditanyakan dalam soal diantaranya
sebagai berikut:
Ø apakah yang diketahui dari soal?
Ø apakah yang ditanyakan soal?
Ø apakah saja informasi yang
diperlukan?
Diketahui : - kolam
ikan berbentuk balok
-
panjang = 9 meter
- lebar =
7 meter
-
tinggi = 1 meter
- kolam akan diisi air sampai penuh
Ditanyakan : Volume air dalam kolam?
2. Membuat
rencana pemecahan masalah (Devising a plan)
Pendekatan pemecahan masalah tidak
akan berhasil tanpa perencanaan yang baik. Adapun tujuan dari perencanaan pemecahan
masalah ini adalah agar siswa dapat mengidentifikasi strategi - strategi pemecahan masalah yang
sesuai untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan permasalahan yang akan
dipecahkan. Dari permasalahan diatas, dimisalkan:
Panjang kolam : p
Lebar
kolam : l
Tinggi
kolam : t
Volume
balok :v
Rumus
untuk mencari volume balok adalah p x l x
t
Kemudian
mensubtitusikan nilai dari panjang, lebar, dan tinggi ke dalam rumus volume.
3. Melaksanakan
rencana (Carrying out the plan)
Jika siswa telah memahami permasalahan dengan baik dan
sudah menentukan strategi pemecahannya, langkah selanjutnya adalah melaksanakan
penyelesaian soal sesuai dengan yang telah direncanakan. Kemampuan siswa
memahami subtansi materi dan keterampilan siswa melakukan perhitungan
perhitungan matematika akan sangat membantu siswa untuk melaksanakan
penyelesaian soal cerita. Dari rumus di atas dapat diselesaikan sebagai
berikut:
V = p x l
x t
= 9 x 7 x 1
= 63 m3
4. Memeriksa
kembali setiap langkah yang telah dilakukan (looking back)
Langkah memeriksa kembali jawaban yang diperoleh
merupakan langkah terakhir dari pendekatan pemecahan masalah matematika. Adapun
tujuan dari langkah ini adalah untuk mengecek apakah hasil yang diperoleh sudah
sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi kontradiksi dengan yang ditanya. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan untuk memeriksa ulang jawaban yang diperoleh
adalah:
a) Mencocokan hasil yang diperoleh dengan hal yang
ditanyakan.
b) Menginterpretasi jawaban yang diperoleh.
c) Mengidentifikasi adakah ada cara lain untuk mendapatkan
penyelesaian masalah.
d) Mengidentifikasi jawaban atau hasil lain yang memenuhi.
Mempelajari bangun ruang itu lebih dari sekadar menghafal rumus luas dan volume. Materi ini melatih kita untuk berpikir kritis, visualisasi, dan pemecahan masalah. Bayangkan kamu sedang merancang kamar tidur impian. Nah, kemampuan memahami bangun ruang akan menentukan ukuran lemari, tempat tidur, dan perabot lainnya agar ruangan Anda terlihat estetis dan fungsional. Yuk, asah kemampuan berpikirmu dengan belajar bangun ruang di sini!
0 Komentar