EKPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA KULINER BANGKA BELITUNG

 



EKPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA MAKANAN KERICU DAN JONGKONG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA KULINER DI BANGKA BELITUNG

 

Ayu Nadila1, Muhammad Akbar2, Putri Meilita Ningrum3

Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung

Ayunadila.200303@gmail.com

muhammadakbarkimspayung@gmail.com

putrimn940@gmail.com

 

Abstrak

Etnomatematika merupakan konsep matematis yang dalam aktivitas pembelajaran harus memasukkan unsur-unsur budaya seperti warisan budaya, lagu daerah, tarian daerah, permainan tradisional, makanan tradisional, dan kegiatan sehari-hari. Perkembangan teknologi yang semakin maju menjadi salah satu penyebab nilai-nilai budaya memudar dan terpinggirkan. Oleh karena itu, eksplorasi budaya sangat diperlukan untuk melesatarikan budaya sekaligus mendukung keberlangsungan pembelajaran matematika. Salah satunya adalah ekplorasi etnomatematika pada makanan kericu khas Bangka Belitung sebagai daya tarik wisata. Penelitian ini didasari oleh keterkaitan mengenai perkembangan wisata kuliner Bangka Belitung yang memiliki potensi yang beragam, bahan baku dan rempah-rempah yang melimpah, cara pembuatan makanan tradisional yang unik, serta nilai jual yang relatif standar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan etnomatematika dan mengidentifikasi konsep matematika pada makanan  kericu khas Bangka Belitung. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk mengolah data dalam penelitian adalah reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsep matematika pada bentuk makanan kericu khas Bangka Belitung yaitu unsur geometri seperti titik, garis, lingkaran, tabung, bola, dan kerucut.

Kata Kunci: Eksplorasi, Etnomatematika, Makanan Khas, Konsep-Konsep Matematika, dan Pembelajaran Konstekstual.

 

 

 

Abstract

Ethnomatematics is a mathematical concept which in learning activities must include cultural elements such as cultural heritage, folk songs, regional dances, traditional games, traditional food, and daily activities. The development of increasingly advanced technology is one of the causes of cultural values fading and being marginalized. Therefore, cultural exploration is needed to preserve culture while at the same time supporting the continuity of mathematics learning. One of them is an ethnomathematics exploration of Bangka Belitung's typical cricket food as a tourist attraction. This research is based on the relevance of the development of Bangka Belitung culinary tourism which has diverse potential, abundant raw materials and spices, unique ways of making traditional food, and relatively standard selling points. The purpose of this study was to describe ethnomathematics and identify mathematical concepts in Bangka Belitung's typical cricket food. Data collection techniques used through observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques for processing data in research are data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that there was a mathematical concept in the form of Bangka Belitung's typical cricket food, namely geometric elements such as points, lines, circles, tubes, balls, and cones.

Keywords: Exploration, Ethnomathematics, Typical Foods, Mathematical Concepts, and Contextual Learning.

 

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya akan ragam budaya, suku, agama, dan budaya. Keragaman yang ada merupakan ciri khas, kekayaan, dan keindahan dari bangsa ini. Setiap daerah memiliki ciri khas dari budaya masing-masing seperti pakaian adat, lagu daerah, bahasa daerah, bentuk rumah, dan makanan tradisional. Salah satu budaya yang ada di Indonesia adalah Bangka Belitung. Bangka Belitung adalah sebuah provinsi kepulauan di Indonesia yang terletak dibagian timur pulau Sumatra, dekat dengan pulau Sumatra bagian selatan. Bangka sebagai pulau utama dan pulau Belitung serta pulau kecil lainnya, pulau Bangka Belitung berdiri pada tahun 2001 dengan ibu kota Pangkalpinang. Pulau Bangka adalah salah satu perpaduan budaya dan etnis Tionghoa dan Melayu di Negara Indonesia. Etnis Melayu dan Tionghoa adalah penduduk dengan jumlah terbanyak yang menduduki pulau penghasil timah dan lada ini.

Nurhasanah, Kusumah & Sabandir, (2017); Prahmana Zulkardi & Hartono (2012) dalam (Rudyanto et al., 2019)) Matematika merupakan ilmu yang menyeluruh dan sangat bermanfaat bagi kehidupan. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang erat sekali kaitannya dengan aktivitas-aktivitas berbagai keidupan manusia, dimana setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia tidak dapat lepas dari pembelajaran matematika. Namun, Sembiring (2010); Young (2017) dalam (Rudyanto et al., 2019) mengatakan bahwa terkadang banyak bagian dari matematika yang tanpa disadari oleh setiap manusia dalam menjalankan kedupannya. Alasan rasional masyarakat memandang bahwa matematika tidak ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dan tidak ada hubungannya dengan budaya dimulai dari perilaku siswa yang tidak tahu bagaimana menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari (Karnilah, 2013; Putra, et al. 2017). Sehingga, hal ini membuat masyarakat kurang dapat merasakan manfaat dari belajar matematika.

Hal ini sejalan dengan pendapat Francois dan Kerkhove (2010) dalam (Choeriyah et al., 2020) mengatakan bahwa terkadang terlihat jelas atau terlebih tidak kita sadari dan banyak hal yang tersembunyi mengenai dasar dari matematika yang selama ini sudah melingkupi keseharian manusia. Dari penjelasan beberapa ahli ini dapat dikatakan bahwa matematika sebagai ilmu yang mendunia ini ternyata sangat dekat dan berhungan erat, bahkan menjadi sesuatu yang tidak bisa terlepas dari kehidupan masyarakat maupun peserta didik dalam penerapannya. Hiebert dan Cepenter dalam (Perdani & Darsono, 2019) mengatakan bahwa pembelajaran matematika yang diajarkan di sekolah terlalu bersifat formal dan terkadang jauh beda dengan permasalahan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik menganggap bahwa matematika adalah ilmu yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari peserta didik namun harus mereka pelajari walaupun pembelajaran matematika ini sangat sulit. Hal ini yang menjadi salah satu perspektif peserta didik yang mengganggap negatif terhadap pembelajaran matematika. Dari hal inilah perlunya menggali pengetahuan tentang keanekaragaman budaya masyarakat terutama yang dekat dengan tempat tinggal agar peserta didik lebih mudah belajar matematika dengan memahami etnomatematika. Salah satunya adalah makanan tradisional.  makanan tradisional merupakan sebuah tradisi, karena pada awalnya makanan memiliki peran pada berbagai ritual maupun upacara adat dan dibuat secara turun temurun, tapi seiring perkembangan zaman makanan tradisional bisa dibuat menjadi makanan sehari-hari bahkan menjadi oleh-oleh wisatawan yang berkunjung.

Konsumsi terhadap makanan, saat ini telah menjadi bagian dari proses penciptaan pengalaman baru yang menarik dalam kehidupan bagi sebagian besar umat manusia. Selain dapat memenuhi fungsinya sebagai penghilang rasa lapar, melalui makanan manusia juga bisa mengurangi rasa stress (walaupun untuk sementara). Konsumsi merupakan gaya hidup, termasuk konsumsi terhadap makanan (Marketing Outlook, Tahun 2017). Berbicara makanan, tidak akan terlepas dari travelling, yang saat ini tidak lagi berbiaya tinggi. Tingginya konsumsi masyarakat terhadap makanan, merupakan gambaran tingginya minat masyarakat untuk mendapatkan fun dari makanan atau fun of food. Baik fun maupun food, keduanya merupakan dimensi pendukung kegiatan pariwisata. Dapat dikatakan bahwa tingginya konsumsi masyarakat terhadap makanan, sebagai gambaran tengah bertumbuhnya industri pariwisata. Selain itu ditunjang oleh adanya pergeseran pemaknaan masyarakat terhadap “makna liburan‟, bahwa liburan menjadi kebutuhan pokok masyarakat saat ini (marketing outlook, tahun 2017).

Fenomena bertambahnya kebutuhan pokok masyarakat, dengan menambahkan liburan sebagai salah satu kebutuhan pokok tambahan, pesatnya perkembangan industri pariwisata, murahnya biaya liburan sehingga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, tingginya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pengalaman baru dari gaya hidup konsumtif, telah menjadi fenomena masyarakat di hampir kota besar. Hal ini menjadi peluang makanan tradisional untuk berkembang dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama yang sedang melakukan perjalanan untuk liburan. Kebutuhan makan selama di tujuan, dan kebutuhan makanan sebagai oleh-oleh. Oleh karena itu penulis mengambil penelitian yang berjudul ekplorasi etnomatematika pada makanan kericu sebagai daya tarik wisata  kuliner di Bangka Belitung.

 

 

 

 

KAJIAN PUSTAKA

1.    Kericu

Kericu atau nama lain keripik telur cumi merupakan salah satu makanan khas dari Bangka Belitung yang berbahan dasar sagu, dan telur cumi. Di daerah Bangka Belitung keritcu ini sangat sering dijumpai dipusat-pusat perberlanjaan oleh-oleh khas Bangka Belitung. Keritcu ini berbentuk panjang dengan kedua ujung yang lancip, yang dibentuk dengan cara dipelintir dan berwarna putih serta dengan cita rasa yang gurih dan sehat. Keritcu ini banyak diminati masyarakat maka tidak heran banyak masyarakat yang menjadikan ini sebagai peluang usaha dengan cara membuat bisnis rumahan (home industry) untuk kemudian didistribusikan ke toko oleh-oleh makanan khas Bangka Belitung.

2.    Jongkong

Kue Jongkong adalah makanan ringan atau kue tradisional yang berasal dari Kepulauan Bangka Belitung di Indonesia. Namanya diambil dari perahu Jongkong yang merupakan simbol budaya bahari di kawasan itu. Kue jongkong biasanya terbuat dari campuran tepung beras, santan, gula, dan daun pandan untuk rasa dan aroma. Adonan dituangkan ke dalam cetakan khusus yang menyerupai bentuk perahu Jongkong. Cetakan tersebut kemudian dikukus hingga adonan mengeras dan membentuk kue yang padat. Seiring berjalannya waktu, masyarakat lebih banyak menggunakan cup berbahan plastik karena mudah dijumpai. Kue Jongkong yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut dan sedikit kenyal. Ini sering dinikmati sebagai suguhan manis dengan secangkir teh atau kopi. Santan dan daun pandan memberi kue rasa harum dan tropis, menjadikannya favorit di antara penduduk lokal dan pengunjung.

3.    Makanan Tradisional

Makanan Tradisional merupakan sebuah tradisi, karena pada awalnya makanan memiliki peran pada berbagai ritual maupun upacara adat dan dibuat secara turun temurun. Dalam pengolahan makanan, baik cara maupun bahan baku diturunkan dari generasi kegenerasi secara terus menerus. Makanan bukan hanya sekadar untuk dikonsumsi, tetapi menjadi media dalam menjalin hubungan antara manusia dengan Tuhan atau roh leluhur, sesama manusia, dan dengan alam. Makanan juga bisa dilihat sebagai bentuk dari percampuran lebih dari satu budaya. Selanjutnya makanan tradisional adalah makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan citarasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Dalam pembuatan makanan tradisional peranan budaya sangat penting, yaitu berupa bentuk keterampilan, kreativitas, sentuhan seni, tradisi dan selera. Makin tinggi budaya suatu komunitas, makin luas variasi bentuk makanan dan makin kompleks cara pembuatannya serta makin rumit cara penyajiannya.

Makanan yang memiliki ciri khas tradisional dari berbagai daerah dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang unik karena memiliki beragam jenis makanan khas dari  berbagai daerah salah satunya yaitu makanan khas yang berasal di daerah Bangka Belitung.  Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi yang berada dinegara Indonesia, Bangka  Belitung sendiri merupakan pulau yang memiliki berbagai macam kebudayaan dan keberagaman baik dari agama maupun keberagaman dari segi jenis kuliner, salah satu jenis kuliner yang dimiliki oleh masyarakat  Bangka Belitung yaitu kericu atau kripik telur cumi, kericu merupakan makanan khas asli Bangka Belitung yang memiliki cita rasa yang khas tersendiri, yang diolah langsung dari telur cumi dengan perpaduan terigu dan bumbu-bumbu yang berasal dari alam yang berada di lingkungan setempat masyarakat pulau Bangka Belitung.

4.    Wisata Kuliner

Wisata kuliner adalah suatu aktivitas wisatawan untuk mencari makanan dan minuman yang unik dan mengesankan (Putra,et.al,2014). Dengan kata lain bahwa wisata kuliner bukan semata-mata keinginan untuk mencicipi nikmatnya makanan, tetapi yang lebih penting adalah keunikan dan kenangan yang ditimbulkan setelah menikmati makanan tersebut. Saat ini wisata kuliner adalah sebuah segmen industri pariwisata yang sedang berkembang dan seringkali dikaitkan dengan berbagai aktivitas budaya. Dari penjelasan tersebut dapat disampaikan bahwa seni kuliner merupakan suatu seni yang mempelajari tentang makanan dan minuman serta berbagai hal yang berhubungan dengan makanan dan minuman tersebut, mulai dari persiapan, pengolahan, penyajian dan penyimpanannya.

Kuliner merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, kuliner tradisional itu sendiri merupakan makanan warisan leluhur yang memiliki ciri khas sebuah daerah yang ada di pulau nusantara dimana bahan yang  digunakan masih secara  tradisioanl, kuliner tradisional ini sendiri telah lama berkembang secara  spesifik di daerah lokal dan  diolah dari resep yang telah ada secara turun temurun oleh masyarakat dengan sumber bahan lokal yang ada di daerah setempat.

 

METODE

Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Jhon Creswell (2008) mendefinisikan metode penelitian kualitatif yaitu sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengetahui gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai narasumber atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan lebih luas. Metode ini digunakan untuk menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek subjektif dari suatu topik, seperti motivasi, keyakinan, nilai-nilai, dan pengalaman emosional. Ada beberapa metode penelitian kualitatif yang peneliti gunakan dalam pembuatan artikel ini yaitu sebagai berikut.

  1.     Wawancara, metode wawancara melibatkan interaksi langsung antara peneliti dan responden. Wawancara dapat bersifat terstruktur (pertanyaan tetap) atau tak terstruktur (pertanyaan terbuka).
  2.     Observasi, metode observasi melibatkan pengamatan langsung terhadap fenomena yang diteliti. Peneliti mencatat apa yang terjadi, perilaku yang diamati, dan konteks di sekitar fenomena tersebut.
  3.     Analisis Dokumen, metode analisis dokumen melibatkan pengumpulan dan analisis dokumen yang relevan dengan topik penelitian. Dokumen yang dianalisis bisa berupa teks tertulis, catatan, surat, kebijakan, atau arsip lainnya.

Teknik yang digunakan dalam observasi dan wawancara menggunakan pedoman pertanyaan yang akan diobservasi dan di tanyakan kepada narasumber dalam kegiatan untuk dijadikan bukti penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menggali lebih dalam mengenai makanan khas Bangka Belitung yaitu kericu dan Jongkong, dengan langsung melakukan observasi dan wawancara kepada narasumber maka informasi yang didapat akan lebih valid untuk digunakan dalam pembuatan artikel.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan hasil eksplorasi, melalui studi pustaka, maupun dokumentasi, makanan kericu berdasarkan bentuknya memiliki beberapa konsep matematika yang terkait dengan konsep dan bentuk bangun Geometri. Sedangkan makanan jongkong khas Bangka Belitung memiliki keterkaitan dengan materi bangun datar, bangun ruang, dan perbandingan. Adapun jenis-jenis makanan khas Bangka Belitung yaitu kericu dan jongkong. Bentuk dan konsep-konsep matematika yang terdapat pada makanan khas Bangka Belitung yaitu kericu dan jongkong dijelaskan sebagai berikut.

A.           Kericu

Kericu merupakan salah satu jenis panganan khas Bangka yang memiliki cita rasa yang enak dan bergizi tinggi. Bahan utama pembuatan kericu adalah telur cumi-cumi dan sagu (tapioka). Produk ini masih tergolong home industri. Daerah terbanyak yang menghasilkan kericu adalah Kecamatan Sungailiat dan Belinyu. Bahan utama pembuatan makanan khas Bangka yang bernama kericu ini adalah telur cumi-cumi dan sagu (tapioka). Telur cumi-cumi mula-mula dicuci hingga bersih terlebih dahulu sampai terpisah antara telur dengan kotorannya, lalu ditiriskan. Kemudian telur tersebut digiling dengan menggunakan penggilingan ikan. Telur cumi-cumi yang telah halus itu dicampur dengan telur ayam, garam dan bumbu penyedap lalu diaduk rata. Setelah tercampur rata hingga menyerupai bubur, masukkan sagu hingga menjadi adonan yang siap dibentuk. Kemudian bentuk adonan sesuai selera Anda, biasanya kericu dibentuk seperti lenjeran kecil. Adonan yang telah dibentuk langsung direndam kedalam minyak dingin agar tidak menyatu antara satu dengan lainnya. Panaskan minyak goreng di dalam wajan, setelah panas lalu kericu yang telah direndam tersebut dimasukkan ke dalam penggorengan. Angkat setelah masak dan ditiriskan hingga kering. Kericu siap untuk disajikan dan dinikmati. Adapun bahan dan peralatan dalam pembuatan kericu tertulis sebagai berikut.

Bahan dan Peralatan :

Bahan :

Telur cumi-cumi

·         Sagu
·         Telur ayam
·         Garam
·         Bumbu penyedap

Peralatan :

  • Kuali
  • Kompor
  • Saringan
  • Alat pengaduk
  • Baskom
  • Saoki
  • Penggilingan ikan

Proses Pembuatan :

  • Telur cumi-cumi dicuci bersih hingga terpisah antara telur dengan kotoran, lalu ditiriskan. Kemudian telur tersebut digiling dengan menggunakan penggilingan ikan.
  • Telur cumi-cumi yang telah halus dicampur dengan telur ayam, garam dan bumbu penyedap lalu diaduk rata.
  • Setelah tercampur rata hingga menyerupai bubur, sagu dimasukkan sedikit demi sedikit hingga menjadi adonan setengah padat.
  • Adonan tersebut kemudian dibentuk sesuai selera, biasanya kericu dibentuk seperti stik kayu kecil-kecil. Adonan yang telah dibentuk langsung direndam kedalam minyak dingin agar tidak menyatu antara satu dengan lainnya.

Minyak goreng terlebih dahulu dipanaskan, setelah panas lalu kericu yang telah direndam minyak dimasaukkan ke dalam penggorengan. Angkat setelah masak dan ditiriskan hingga kering. Kericu siap dihidangkan.

Eksplorasi Geometri pada Kericu sebagai makanan Khas Bangka Belitung

Jika dilihat dengan seksama, terdapat eksplorasi geometri yang menarik dari makanan khas Bangka Belitung, yaitu kericu. Geometri adalah cabang matematika yang mempelajari tentang bentuk, ukuran, struktur, dan properti ruang. Dalam geometri, kita mempelajari objek-objek seperti titik, garis, bidang, bangun ruang, dan hubungan antara mereka. Pada tingkat dasar, geometri mengajarkan tentang konsep-konsep dasar seperti titik, garis, bidang dan lain sebagainya. Penerapan matematika pada makanan khas Bangka Belitung ini adalah garis dimana garis adalah kumpulan titik yang membentang tanpa lebar atau kedalaman. Titik-titik dalam geometri digunakan sebagai dasar untuk membangun objek geometri lainnya, seperti garis, sudut, segitiga, dan bangun ruang lainnya. Mereka juga digunakan untuk menggambarkan hubungan antara objek-objek geometri, seperti titik yang terletak pada garis atau titik yang berada di dalam bidang. Dalam sistem koordinat, titik sering diidentifikasi oleh koordinatnya, yaitu pasangan angka yang menunjukkan posisi titik dalam ruang. Misalnya, pada koordinat kartesian dua dimensi, titik dapat diidentifikasi oleh koordinat (x, y).

B.       Jongkong

Bangka Belitung menjadi daerah yang memang cukup terkenal akan kuliner yang dimilikinya. Dan Kue Jongkong menjadi salah satu makanan khas Bangka Belitung yang hingga kini masih banyak diminati oleh masyarakat dan merupakan resep turun termurun dari nenek moyang. Dulunya, Kue Jongkong disajikan dalam potongan kaleng bekas sebagai wadahnya. Tetapi pada saat ini sudah menggunakan wadah plastik. Meskipun tampilannya sederhana, namun rasanya lezat dan juga manis legit, cocok untuk camilan di saat santai. Bisa juga dijadikan suguhan untuk tamu di setiap acara atau perayaan tertentu. Kue Jongkong terbuat dari campuran tepung beras, tepung tapioka, kelapa muda, garam dan gula merah. Kue tradisional ini, biasanya memiliki tiga lapisan warna, seperti coklat, putih dan juga hijau. Bagian paling bawah berwarna cokelat kehitaman, tengah berwarna hijau, dan paling atas berwarna putih. Namun ada juga yang membuatanya hanya dua hingga satu warna saja, disesuaikan menurut selera. Bahan pewarna yang digunakan pada kue ini adalah bahan pewarna alami serta tidak menggunakan pengawet. Untuk mewarnai lapisan paling bawah, digunakan gula merah yang sudah dihaluskan. Mewarnai lapisan tengah menggunakan daun pandan, ini juga sekaligus memberi aroma pada Kue Jongkong. Sedangkan lapisan atas, terbuat dari perpaduan tepung dan santan.

Kue Jongkong ini termasuk salah satu jenis kue yang sangat mudah untuk Anda buat sendiri di rumah. Berikut ini adalah bahan-bahan dan cara membuat Kue Jongkong.

 

Alat dan Bahan :

·         Bahan lapisan 1:

  • 250 gr gula merah, diiris tipis
  • 75 ml air

 

·         Bahan lapisan 2:

  • 600 ml air tambah 12 lembar daun pandan suji diblender. Lalu saring. Ambil airnya saja
  • 200 ml santan kental
  • 65 gr tepung beras
  • 15 gr tepung sagu
  • 1 sdt garam
  • 3 sdm gula

 

·         Bahan lapisan 3:

  • 200 ml santan kental
  • 600 ml air
  • 75 gr tepung beras
  • 25 gr sagu
  • 1,5 sdt garam
  • 1 sdm gula

 

·         Cara membuat :

  1. Siapkan gelas plastik 10 buah. Masak lapisan satu dengan api kecil sambil diaduk. Masak sampai kental. Sisihkan dan tuang ke dalam gelas plastik sekitar tiga sendok makan. Kamu juga boleh menaruh lapisan gula ini untuk lapisan teratas atau terpisah, dituang saat ingin makan kue.
  2. Masak lapisan dua, campur semuanya. Aduk terus sampai adonan kental dan meletup. tuangkan dalam gelas plastik.
  3. Masak lapisan tiga, prosesnya sama seperti lapisan dua. Tuang ke dalam gelas plastik yang sudah berisi lapisan gula dan lapisan satu.
  4.  Kue jongkong siap disantap. Sisihkan kue agar suhunya turun sebelum ditutup. Jongkong bangka ini juga nikmat disantap dalam kondisi dingin, setelah disimpan di kulkas.

 

Eksplorasi Materi Bangun Datar, Bangun Ruang, dan Perbandingan pada Jongkong Sebagai Makanan Khas Bangka Belitung

Pada makanan Jongkong khas Bangka Belitung, kita dapat menemukan banyak sekali materi matematika yang dapat kita gunakan sebagai objek untuk pembelajaran matematika mulai dari bangun datar, bangun ruang dan perbandingan.

1.    Bangun Datar

Pada makanan jongkong khas Bangka Belitung kita bisa melihat apa bentuk makanan jongkong tersebut dan berapa luas alas makanan jongkong tersebut. Selain itu kita juga bisa melatih para siswa siswi dengan lebih kreatif lagi dalam mengajak siswa siswi berlatih membuat kue jongkong sendiri namun dikereasikan dengan bentuk sesuai dengan kreativitas mereka sendiri. Hal ini bermanfaat agar para siswa bisa lebih mudah dalam memahami konsep bangun datar lewat objek kue jongkong khas Bangka Belitung sebagai objek bahan ajar di era 4.0 ini.

Diatas kita bisa melihat bahwa wadah atau cup yang digunakan dalam pembuatan kue jongkong berbentuk lingkaran dimana lingkaran adalah salah satu bentuk geometri dasar yang memiliki ciri khas berupa lengkung yang simetris, di mana setiap titik pada lingkaran memiliki jarak yang sama dari pusatnya. Jarak ini disebut sebagai jari-jari (r) lingkaran.

Beberapa istilah yang terkait dengan lingkaran antara lain:

·         Diameter

Garis lurus yang melalui pusat lingkaran dan menghubungkan dua titik pada lingkaran. Diameter memiliki panjang dua kali jari-jari (2r) lingkaran.

·         Keliling

Panjang lengkung pada lingkaran. Keliling lingkaran dapat dihitung menggunakan rumus K = 2πr, di mana π (pi) adalah konstanta matematika yang didefinisikan sebagai perbandingan keliling lingkaran dengan diameternya (π = C/d).

·         Luas

Daerah yang tercakup oleh lingkaran. Luas lingkaran dapat dihitung menggunakan rumus A = πr^2.

·         Busur

Bagian dari lingkaran antara dua titik pada lingkaran.

 

2.    Bangun Ruang

Siapa yang tidak bengenal kue jongkong. Mulai dari anak-anak bahkan orang dewasa pasti sangan familiar dengan kue jongkonh khas Bangka Belitung ini. Kue ini biasanya berbentuk seperti tabung dengan 3 lapisan, lapisan pertama berwarna putih, lapisan kedua berwarna hijau dan lapisan ketiga berwarna coklat. Seperti yang kita ketahui bahwa tabung adalah sebuah objek geometri tiga dimensi yang memiliki dua tutup lingkaran dan permukaan samping yang berbentuk silinder. Secara umum, tabung terdiri dari tiga elemen utama, yaitu dua lingkaran yang identik dan sebuah permukaan melengkung yang menghubungkan kedua lingkaran tersebut.


Berikut adalah beberapa istilah yang terkait dengan tabung:

·         Jari-jari (r)

Jarak antara pusat lingkaran dan tepi lingkaran pada tutup tabung.

·         Diameter (d)

Garis lurus yang melintasi pusat tabung dan memiliki dua titik pada tepi lingkaran tutup. Diameter tabung adalah dua kali jari-jari (d = 2r).

·         Tinggi (t)

Jarak antara dua lingkaran tutup pada tabung.

·         Permukaan samping

Permukaan lengkung yang menghubungkan tepi lingkaran pada tutup tabung. Permukaan samping tabung memiliki bentuk silinder.

·         Luas permukaan

Jumlah luas kedua lingkaran tutup dan luas permukaan samping pada tabung. Luas permukaan tabung dapat dihitung menggunakan rumus A = 2πr(r + h), di mana π (pi) adalah konstanta matematika.

 Volume

Isi atau ruang yang diisi oleh tabung. Volume tabung dapat dihitung menggunakan rumus V = πr^2h.

Dengan bentuk fisik kue jongkong yang sedemikian rupa, kita bisa mengaitkan materi bangun ruang dengan mengaplikasikan objek yang biasa dilihat oleh anak-anak, tujuannya agar anak lebih mudah memahami bagaimana memecahkan masalah pada bangun ruang dengan objek kue jongkong khas Bangka Belitung.

 

3.    Perbandingan

Nah kue jongkong khas Bangka Belitung ini juga bisa kita gunakan atau terapkan sebagai bahan ajar matematika pada materi perbandingan. Perbandingan adalah konsep matematika yang membandingkan dua atau lebih kuantitas atau jumlah. Perbandingan digunakan untuk membandingkan hubungan antara dua atau lebih hal, baik dalam hal proporsi, ukuran, atau jumlah.Seperti yang kita ketahui bahwa kue jongkong terdiri dari 3 lapisan warna, yaitu putih, hijau dan cokelat. Tentu dari ketiga warna tersebut pasti memiliki perbandingan volume yang berbeda. Selain itu Pada materi perbandingan dalam konteks kue Jongkong, perbandingan dapat terkait dengan jumlah atau proporsi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kue jongkong misalnya:

·         Perbandingan antara tepung beras dan santan

Kue Jongkong umumnya menggunakan tepung beras sebagai bahan dasarnya. Dalam proses pembuatan, perbandingan antara jumlah tepung beras dan santan dapat bervariasi tergantung pada resep yang digunakan. Misalnya, perbandingan 1:1 berarti menggunakan jumlah tepung beras yang sama dengan jumlah santan.

·         Perbandingan antara tepung beras dan gula

Gula merupakan salah satu bahan penting dalam kue Jongkong untuk memberikan rasa manis. Perbandingan antara tepung beras dan gula juga dapat bervariasi tergantung pada preferensi rasa yang diinginkan.

·         Perbandingan antara bahan pengaroma

·         Kue Jongkong seringkali menggunakan pandan atau daun pandan sebagai bahan pengaroma untuk memberikan aroma khas. Dalam perbandingan ini, bisa terjadi perbandingan antara jumlah daun pandan yang digunakan dengan jumlah bahan lainnya.

Dengan menggunakan objek kue jongkong khas Bangka Belitung sebagai objek bahan ajar, kita berharap anak bisa melihat sendiri permasalahan apa saja yang ada pada materi tersebut. Manfaatnya agar anak bisa belajar mandiri atau otodidak dan anak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri mengenai materi perbandingan dengan kreativitas mereka masing-masing.

 

REFERENSI

Risdiyanti, I., & Prahmana, R. C. I. (2018). Etnomatematika: Eksplorasi dalam permainan

tradisional Jawa. Journal of Medives: Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang2(1), 1-11.

Simanjuntak, R. M., & Sihombing, D. I. (2020). Eksplorasi Etnomatematika pada Kue

Tradisional Suku Batak. PROSIDING WEBINAR NASIONAL Thema: ETHNOMATHEMATICS: MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 30 Juni 2020, 25.

Peby, F., Ahmad, N., & Rizky, I. (2019). RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK

KERITCU (Doctoral dissertation, Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung).

Harsana, M., & Triwidayati, M. (2020). Potensi Makanan Tradisional sebagai Daya Tarik

Wisata Kuliner Di DI Yogyakarta. Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana15(1).

Posting Komentar

0 Komentar